Google

Thursday, November 20, 2008

Eksportir Bisa Andalkan Pasar Timur Tengah

Kamis, 20 November 2008 | 01:26 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah berjanji akan terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung industri kehutanan agar dapat bertahan menghadapi krisis finansial global. Pemerintah mendorong pengusaha untuk meningkatkan penetrasi ke pasar Timur Tengah.

Seiring terjadinya krisis finansial global, permintaan terhadap produk kehutanan, seperti kayu lapis, kayu pertukangan, dan mebel, menurun.

>w 9336mw 9736m<

Data Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi menunjukkan, industri kayu lapis di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur mulai melaporkan proses merumahkan pekerja karena pesanan berkurang drastis.

Menurut Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Dephut Hadi Pasaribu, Dephut sudah mengakomodasi beberapa usulan pengusaha kehutanan untuk meringankan beban akibat krisis. Diakui, turunnya omzet eksportir produk kayu nasional bakal memengaruhi penerimaan negara dari pajak pada tahun 2009.

”Kalau tahun ini, sudah terealisasi hampir 100 persen dari target Rp 2,5 triliun penerimaan negara bukan pajak sektor kehutanan. Belum ada pengaruh untuk tahun ini,” katanya.

Ekspor produk kayu rata-rata mencapai 3 miliar dollar AS per tahun, sebagian besar berbentuk kayu lapis dan kayu gergajian.

Menurut Direktur Eksekutif Greenomics Indonesia Elfian Effendi, pengolahan sumber daya alam untuk ekspor barang mentah tak bisa diandalkan lagi untuk menggenjot penerimaan negara. Pemerintah seharusnya fokus mengembangkan industri hilir berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai ekspor.

”Jadi, tidak lagi sekadar mengejar volume ekspor dengan mengeksploitasi sumber daya alam,” kata Elfi. (ham)

Sumber Berita : Copied from Koran Kompas

No comments: